Sabtu, 19 April 2014

Standing For You [2 SHOOT]


Title : Standing for You 
Genre : Sad, romance
Warning : Bad story, typo 
Playsound: That should be me


Sakit. Itulah yang aku rasakan saat melihat dirinya dengan wanita lain.

Sampai kapan aku harus memendam semua ini?
Pertanyaan itu melekat di otakku.

Inilah aku seorang Dakota rose. Seorang wanita cuek dan dingin, namun siapa yang tau kalau aku sedang memperhatikan seseorang yang terus menyakiti hatiku walau dia tidak sadar melakukan hal itu.

Inilah kisah drama dalam hidupku....

***
"Rose, apa kau ingin pulang bersamaku?" Tanya temanku. Ariana.

"Tidak." Jawabku singkat.
"Well baiklah, kalau begitu aku pulang duluan ya. Bye". Ariana. Aku hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

Tap..Tap..
Saat aku berjalan sendiri di lorong ini aku mendengar suara canda tawa dari belakangku. Karena rasa penasaran yang besar aku menoleh ke belakang.

Aku terkejut. Aku membeku ditempat. Aku menatanya nanar.

(I'm broken, do you hear me?
I'm blinded, cause you're everything I see)

Waktu terasa sangat lambat saat aku melihatnya sedang berjalan dengan pacarnya. Selena. Ya, nama wanita di sebelahnya adalah Selena Marie Gomez. Mereka bermesraan, tertawa serta bercanda berdua di hadapanku.
Saat mereka melewatiku aku hanya diam menatap pilu ke arah dirinya.

Dia menoleh ke arahku di saat selena sedang sibuk dengan acara tertawanya.
Dia mentapku sambil terus berjalan kemudian di tersenyum manis ke arahku dan berlalu dari hadapanku.

A-apa?
Di-dia tersenyum kepadaku?. Pertanyaan itu terus mengusik pikiranku serta keyakinan yang kecil kalau dia tersenyum untukku.

1 minute later...

Aku segera melangkahkan kakiku keluar dari area universitas ke arah rumah. Sambil sesekali tersenyum mengingat moment yang terjadi tadi. Serasa semua sakit yang aku terima telah tergantikan dengan senyuman manis darinya..
###


3 days later....

Aku duduk di taman ini sendiri..
Semakin hari semakin banyak perasaan sakit yang ku dapat darinya.
Aku ingat disaat aku ingin ke taman dekat rumahku dan aku melihat dirinya sedang berciuman dengan selena.

Aku termenung di taman ini, memikirkan semua kenyataan pahit yang ku dapat darinya.

Dia sudah punya selena dan dia begitu mencintainya. Aku rasa aku tidak bisa terlalu lama bertahan. Pikirku.

Aku menunduk menatap tanah dengan tatapan kosong dan bayang-bayang dirinya yang begitu aku cintai sedang bermesraan dengan wanita lain.

Testes..
Airmata yang sudah ku tahan sejak lama akhirnya keluar. Mungkin aku memang bodoh. Untuk apa menangisinya? Toh dia tidak peduli. Dia juga tidak tahu aku sedang menangisinya disini.


Tapi...
Tidakkah itu menyakitan?
Bisakah dia berpaling dan melihatku yang setia menunggunya?
Apakah dia tidak merasakan cintaku?
Apakah hanya ada selena di hidupnya sehingga dia tidak melihat sisinya?
Kapan aku bisa menggantikan posisi selena?
Menggantikan posisi selena di hatinya?
Masihkah ada tempat untukku di hatinya? Masihkah ada celah?

Beribu-ribu pertanyaan selalu muncul, namun sayang pertanyaan itu belum juga terjawab.

Aku sudah tidak kuat memendam perasaan ini terus dan memendam semua sakit yang ku dapat. Pikirku.

Aku hapus airmataku dengan kasar.

"Apakah aku harus memberi tahunya tentang perasaanku?
Ah tidak bagaimana jika dia menolakku? Oh aku harus mengambil resi--"

"Mengambil apa?" Potong seseorang yang sudah duduk di bangku taman university ini. Ah tidak lebih tepatnya, 'DUDUK DISEBELAHKU'

Aku sontak kaget dan menoleh.

Mataku membulat.
D-dia disini, tepat di sebelahku.
"J-Justin". Gumamku tak percaya.
Bibirku serasa kelu untuk membicarakan semuanya.
Dia merapikan rambutnya.
Menyebarkan pesonanya yang luar biasa.

Waktu serasa di frezz..
Dag-dig-dug..
Jantungku berdegup kencang saat melihatnya.
Merasa di perhatikan dia menatapku.

Justin. Justin drew bieber. Dia adalah pria yang kumaksud selama ini.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya.
"Eh.. I'm fine." Jawabku gugup, karena baru pertama kali aku berdekatan dengannya.

"Apa kau habis menangis" tanyanya.

Aku memaku ditempat, menatapnya dengan tatapan kosong.

Aku segera mengalihkan pandanganku dan menatap lurus kedepan.
"Apa pedulimu?" Ketusku. Sifatku berubah menjadi sifat asliku saat mengingat dia telah mempunyai selena.

Dia terdiam.
Hening.. Itulah suasana di antara kami.

"Aku.... Mencintaimu" ucapku lirih pada kalimat terakhir agar dia tidak bisa mendengarnya. Entahlah kalimat itu telontar begitu saja dari bibirku.

Bodoh, kenapa aku malah mengucapkan kata-kata itu? Menyedihkan sekali. Aku tau pasti dia akan menolakku. pikirku

"................" Dia terdiam dan menatapku.
Aku menoleh dan menatapnya, kemudian aku menghembuskan nafas beratku.

Aku sudah kira bahwa dia tidak mungkin membalas cintaku. Dia sangat mencintai selena. Pikirku.

Aku menunduk dan beranjak untuk bangkit, namun tanganku di cegah olehnya...

Aku membeku di tempat, jantungku berdegup cepat dan darahku serasa mengalir dengan cepat. Aku masih diam, menunggunya berbicara.

"Maaf-----"
"Aku sudah tau jawabanmu." Potongku.
Aku berbalik dan tersenyum pahit ke arahnya.

Dia berdiri dan memelukku.

kenapa dia memelukku? oh tuhan jika ini mimpi jangan bangunkan aku dan jika ini nyata, kumohon hentikan waktu. Ucapku dalam hati.

Aku membalas pelukkannya. Aku peluk dia dengan erat. Aku memejamkan mataku, menghirup aroma tubuhnya dan menyimpan jelas aroma ini di otakku.
Aku melepaskan pelukannya. Dia menatapku nanar, aku tersenyum pahit dan berlalu dari hadapannya.

Aku harus pergi untuk melupakannya. Aku tidak bisa terus begini. Pikirku.

1 komentar: