Title : Believe
Genre : Scared, Promise, Romance
Warning : Bad story, typo, no space
Playsound : As long as you love me
“Iya... Aku akan segera berangkat…. Tunggu,aku takkan lama”
Suara
itu kembali terucap. Seorang lelakibertubuh kekar, bermata hazel dengan
rambut coklat blonde khasnya itu dengansigap langsung mengakhiri
percakapan mereka dibalik telepon. Justin. Lelaki itumengeluarkan sebuah
mobil ferari hitamnya dari garasi. Langsung saja Justinmelesat pergi
meninggalkan studio itu untuk menjemput kekasihnya.
Lissa P.O.V
“aku
percaya padamu. aku akan menunggumusampai kau datang” ucapku mengakhiri
percakapan. Aku keluar dari ruang teater kampus laluberjalan menyusuri
koridor. Sampai didepan, aku menunggu duduk di sebuahbangku.
Tangan
tangan kecilku ini tak hentihentinya memainkan i-Phone. Saat ini aku
masih menunggu Justin. Ku lirik jamtangan sudah menunjukkan pukul 4
sore.
“Hey nona cantik” ucap dua lelaki
bertubuhbesar. Mereka mendekati ku. Mengeluarkan sebuah pisau yang
terlihat amat tajamdi kedua mataku. Aku hanya diam tak bergeming,
merubah posisi menjadi berdiri.
“Siapa kau!!? jauhkan
pisau itu dariku!”Aku mulai angkat bicara. Ku masukkan i-Phone kedalam
kantong celana jeansku. Kumencoba berjalan menjauh sedikit demi sedikit.
“Jangan
takut. Aku takkan menyakitimuHAHAHA” ku tatap dengan tajam kedua sosok
lelaki itu. Tuhan, tawa kerasnyasangat menakutkan.
Justin aku takut disini sendiri. Ku harapkau cepat datang.
ucapku dalam hati.Aku semakin ketakutan. Tubuh ini rasanya ingin
berlari namun tulang tulang ditubuh ini terasa kaku. Seluruh tubuhku
gemetar. Rasanya aku ingin berteriaksekencang kecangnya. Justin… Aku
membutuhkanmu !!! :’( :(
Justin P.O.V
Mobil
ini kulajukan lebih cepat daribiasanya. Rasanya tidak enak sekali ada
yang mengganjal dalam hati. Aku takutterjadi apa apa padamu Lissa.
Kulihatdua sosok lelaki berbadan besar mendekati Lissa. Rasa khawatir
muncul dalamhati. Dan tanpa ba-bi-bu langsung saja ku berlari
menghampirinya.
“Justin! Tolong akuuu!"Teriak gadis itu ketakutan. Air mata yang dibendung tidak dapat ia
tahan danmenetes pada pipi Lissa.
“HAHAHA. Kau bodoh
sekali. Ditempat sepiini mana a----“ belum selesai berbicara, lelaki itu
sudah dapat satu tonjokandari Justin. Lissa yang ketakutan pun berlari
menghindar.
"rupanya kau belum puas dengan pukulan ini hah!"
Bukkk….
Aku
telah menghabisi hingga mereka jatuhtergeletak. Oh Lissa. Maafkan,
maafkan aku terlambat menjemputmu hinggaterjadi seperti ini.
“Lissa” Justin menghampirinya. Memeluktubuh kekasihnya itu dengan erat.
“maafkan
aku. Apa kau marah padaku? Apakahada yang luka? Ku harap kau baik baik
saja” bisik Justin dengan lontaranpertanyaan penuh rasa penyesalan.
“Aku baik baik saja. Just, jangan kaupernah pergi dariku. Aku takut disini sendirian” lanjutnya
“Sampai
kapanpun, dimanapun kau selalu adadisampingku” dengan perlahan lahan
tangan Justin mengusap air mata yang mengalir pada pipi putih gadis itu,
kekasihnya. Mata hazelnya tak henti hentinya menatap kedua mata
kekasihnya.
“Jadi percayalah padaku. Aku masih tetapdisini. bersamamu” Justin menarik tangan kanan Lissa dan ditempelkan didadakirinya
“I believe in you Bieber” mereka puntersenyum bersama dan kembali pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar