Minggu, 20 April 2014

Believe [ONE SHOOT]

Title : Believe
Genre : Scared, Promise, Romance 
Warning : Bad story, typo, no space
Playsound : As long as you love me


“Iya... Aku akan segera berangkat…. Tunggu,aku takkan lama”

Suara itu kembali terucap. Seorang lelakibertubuh kekar, bermata hazel dengan rambut coklat blonde khasnya itu dengansigap langsung mengakhiri percakapan mereka dibalik telepon. Justin. Lelaki itumengeluarkan sebuah mobil ferari hitamnya dari garasi. Langsung saja Justinmelesat pergi meninggalkan studio itu untuk menjemput kekasihnya.

Lissa P.O.V
“aku percaya padamu. aku akan menunggumusampai kau datang” ucapku mengakhiri percakapan. Aku keluar dari ruang teater kampus laluberjalan menyusuri koridor. Sampai didepan, aku menunggu duduk di sebuahbangku.

Tangan tangan kecilku ini tak hentihentinya memainkan i-Phone. Saat ini aku masih menunggu Justin. Ku lirik jamtangan sudah menunjukkan pukul 4 sore.

“Hey nona cantik” ucap dua lelaki bertubuhbesar. Mereka mendekati ku. Mengeluarkan sebuah pisau yang terlihat amat tajamdi kedua mataku. Aku hanya diam tak bergeming, merubah posisi menjadi berdiri.

“Siapa kau!!? jauhkan pisau itu dariku!”Aku mulai angkat bicara. Ku masukkan i-Phone kedalam kantong celana jeansku. Kumencoba berjalan menjauh sedikit demi sedikit.

“Jangan takut. Aku takkan menyakitimuHAHAHA” ku tatap dengan tajam kedua sosok lelaki itu. Tuhan, tawa kerasnyasangat menakutkan.

Justin aku takut disini sendiri. Ku harapkau cepat datang. ucapku dalam hati.Aku semakin ketakutan. Tubuh ini rasanya ingin berlari namun tulang tulang ditubuh ini terasa kaku. Seluruh tubuhku gemetar. Rasanya aku ingin berteriaksekencang kecangnya. Justin… Aku membutuhkanmu !!! :’( :(

Justin P.O.V
Mobil ini kulajukan lebih cepat daribiasanya. Rasanya tidak enak sekali ada yang mengganjal dalam hati. Aku takutterjadi apa apa padamu Lissa.  Kulihatdua sosok lelaki berbadan besar mendekati Lissa. Rasa khawatir muncul dalamhati. Dan tanpa ba-bi-bu langsung saja ku berlari menghampirinya.

“Justin! Tolong akuuu!"Teriak gadis itu ketakutan. Air mata yang dibendung tidak dapat ia tahan danmenetes pada pipi Lissa.

“HAHAHA. Kau bodoh sekali. Ditempat sepiini mana a----“ belum selesai berbicara, lelaki itu sudah dapat satu tonjokandari Justin. Lissa yang ketakutan pun berlari menghindar.

"rupanya kau belum puas dengan pukulan ini hah!"
Bukkk….
Aku telah menghabisi hingga mereka jatuhtergeletak. Oh Lissa. Maafkan, maafkan aku terlambat menjemputmu hinggaterjadi seperti ini.

“Lissa” Justin menghampirinya. Memeluktubuh kekasihnya itu dengan erat.
“maafkan aku. Apa kau marah padaku? Apakahada yang luka? Ku harap kau baik baik saja” bisik Justin dengan lontaranpertanyaan penuh rasa penyesalan.

“Aku baik baik saja. Just, jangan kaupernah pergi dariku. Aku takut disini sendirian” lanjutnya

“Sampai kapanpun, dimanapun kau selalu adadisampingku” dengan perlahan lahan tangan Justin mengusap air mata yang mengalir pada pipi putih gadis itu, kekasihnya. Mata hazelnya tak henti hentinya menatap kedua mata kekasihnya.
“Jadi percayalah padaku. Aku masih tetapdisini. bersamamu” Justin menarik tangan kanan Lissa dan ditempelkan didadakirinya

“I believe in you Bieber” mereka puntersenyum bersama dan kembali pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar